Selasa, 06 September 2016

Gambaran Topologi LAN Pada IPCop Dengan Interface Red + Green Disertai Dengan Mikrotik

Berbicara mengenai penggabungan antara dua router OS seperti IPCop dengan Mikrotik, atau antara Mikrotik dengan ClearOS suatu router OS yang sedang populer memang tidak ada habisnya. Topik mengenai ini benar-benar ramai di berbagai forum. Walupun sudah agak terlambat saya memberanikan diri menulis tentang penggabungan ini. Berharap semoga tulisan ini bermanfaat membuka wawasan bagi teman-teman utamanya yang baru menggeluti dunia computer networking.

Tahun lalu ClearOS belum saya kenal (atau bahkan belum lahir?). Berikutnya, postingan beberapa teman admin di forum menyatakan bahwa proxy IPCop menunjukkan performa yang lebih baik dari pada ClearOS. Namun saya mengingatkan, pernyataan ini masih mesti diklarifikasi. Menurut saya performa proxy amat tergantung pada bagaimana si admin mengkonfigurasi proxy itu sendiri. Tapi okelah, saya lebih duluan kenal IPCop dibanding ClearOS, dan belum ada waktu buat mengeksplor fitur-fitur di ClearOS yang sepertinya amat kaya dan menantang itu. Selain itu saya sudah sangat menyukai add-on Advance Proxy, URL filter, dan Update Accelerator di IPCop karena sangat sesuai dengan kebutuhan jaringan lokal saya. Dan memang pada akhirnya pemlihan suatu routerOS haruslah mengacu pada kebutuhan jaringan kita. Ini yang penting melebihi merk atau harga.
Nah kini saatnya saya bicara tentang topologi. Topologi mana yang sebaiknya di ambil?. Ada beberapa topologi yang bisa anda terapkan, diantaranya:

  1. Internet – Modem – IPCop – Mikrotik  – LAN
  2. Internet  – Modem – Mikrotik – IPCop – LAN
  3. Internet  – Modem – Mikrotik – IPCop dan LAN (IPCop sejajar dengan LAN)
Dimana IPCop berfungsi sebagai proxy dan Mikrotik sebagai bandwidth managemen. Anda boleh memilih topologi yang mana saja sesuai dengan kebutuhan. saya sendiri memilih nomer 1 karena beberapa alasan yang saya kemukakan di bawah.  Sementara koneksi internet berasal dari jalur ADSL (speedy).

 Scenario:

Skeario topologi
Skenario topologi
IP set:
  • Ipcop Red: dinamic atau static dari ISP (karena PPPoE)
  • Ipcop Green: 192.168.21.1
  • Mikrotik WAN: 192.168.21.2
  • Mikrotik LAN: 192.168.12.254
  • LAN: 192.168.12.0/24
The Boys:
Modem
  • Bridge mode. Modem saya bikin bridge saja. dial PPPoE dilakukan oleh IPCop. Mengapa? iseng saja biar gak ada double NAT yang dilakukan oleh modem dan IPCop. Sehingga proses pengiriman paket lebih cepat. Sebenarnya sih keuntungan kecepatan pengiriman paket ini kecil sekali ya. sedangkan keuntungan terbesarnya adalah kita dapat memanfaatkan kemampuan IPCop yang memang dari sananya didesain sebagai firewall.  Jadi IPCop memang cocok ditempatkan sebagai gateway. Namun ada sedikit kerugiannya bila kita men-set modem sebagai bridge, Kita tidak bisa mendapatkan informasi tentang SNR Margin dan Line Atteneation dari jaringan speedy kita, dimana kedua informasi ini penting saat kita melakukan troubleshooting jaringan yang ngadat
Ipcop
  • Versi yang digunakan : 1.4.21
  • Addon yang terinstal: Advance Proxy, Url Filter dan Update Accelerator
  • sebagai gateway, firewall, dan Proxy
Hingga tulisan ini dibuat, IPCop telah sampai versi 2.0.6. Saya masih setia dengan versi lama 1.4.21 karena saya butuh Advance Proxy, Url Filter dan Update Accelerator dimana ketiganya merupakan add-on  yang hanya compatible dengan versi 1.4.21. Menurut keterangan pengembang IPCop, beberapa Add-on populer seperti Advance Proxy dan Url Filter akan diturut sertakan pada rilis-rilis berikutnya. Kita tunggu saja.
Mikrotik
  • Versi: apasaja
  • Fungsi: Bandwidth Management
  • NAT: disabled
  • DHCP: enabled (static lease)
Ya, NAT nya di-disabled. Selain agar tidak double NAT seperti tadi, keuntungan terbesar adalah sepeti yang saya tulis di bawah.
Advantages:
  • Karena NAT di mikrotik disabled maka IPCop dapat menangkap IP dari LAN. Ini sangat berguna bila admin ingin mengaudit log yang di-generate oleh url filter sehingga ketahuan ip berapa yang mengakses situs terlarang. Demikian pula admin dapat me-manage ip mana saja yang dibebaskan. Ini sangat cocok untuk keperluan saya di sekolah, yang sangat berkepentingan memblokir situs-situs terlarang dan mengetahui siapa saja siswa yang coba-coba mengaksesnnya.
  • Mudah alias tidak ribet me-mangle traffic LAN ke proxy. Jika IPCop ditempatkan sejajar dengan LAN seperti pada topologi nomer 3 diatas, mau tidak mau kita harus melakukan pengaturan trafik di Mikrotik, agar trafik http dari LAN mengarah pada IPCop.  Ini bagi sebagian orang mungkin ribet dan tidak mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar